19/12/09

Antara Cinta dan Kasih


Oleh Sari Fitria



“Tom, loe kenapa? Dari tadi gue liatin loe ngelamun aja, bagi-bagi donk ceritanya!”
”Do, kalau loe dikasih kesempatan buat milih, loe bakal milih Cinta atau Kasih?”
”O,,,gue ngerti sekarang. Jadi loe mikirin antara cinta dan kasih ya. Tom, menurut gue ni ya, cinta itu memang baik dan cantik, tapi cinta ga harus saling memiliki Tom. Kalau kasih, setiap orang memang butuh kasih kan? Jadi, loe jangan sia-siain kasih lo ya? Tom,, tom,,loe seorang presiden BEM jangan mau dipecundangi cinta dan kasih, sob”

***
”Cinta, hari ini Kasih senang banget, Cinta tau ga, hari ini Kasih dan Tomi udah jadian lo. Wah, Kasih ga jomblo lagi. Cinta kapan mau nyusul? Kalo Cinta dah punya cowok, ntar kita double date y?”
***
”Do, Cinta berubah sob! Dia ga kayak dulu lagi. Dia ngehindarin gue.”
”Maksud lo Tom? Emang kenapa dia ngehindarin loe?”
”Dasar kura-kura dalam perahu, pura-pura ga tau loe, Do. Ini gara-gara gue ngikutin saran loe tau, milih Kasih daripada Cinta”
”Oopss. Sorry deh sob. Tapi, siapapun yang bakal loe pilih pasti ada konsekuensinya kan?”
Tomi hanya terdiam setelah mendengarkan ucapan Dodo. Cinta dan Kasih, dua cewek kembar yang terpaut di hatinya. Meskipun sekarang Tomi udah mastiin Kasih sebagai tambatan hatinya, namun bayangan Cinta tak pernah beranjak dari pikirannya. Entah kenpa, Tomi malah teringat ketangkasan Cinta sebagai wartawan kampus di Universitasnya. Cerdasnya Cinta yang selalu ditemani kartu pers mahasiswa yang menggantung di tasnya semakin merasuki Tomi. Meskipun tomboi, tapi Cinta tetap manis, posisinya sebagai wartawan kampus memberikan kesan ia adalah cewek pemberani. Pejabat-pejabat jajaran atas di Universitas ini telah acap kali bertatap muka dengannya. Kala terjadi bentrok antara mahasiswa, Cinta juga terlihat di antara mahasiswa yang saling melempar batu itu. Idealisme Cinta sebagai mahasiswa dan juga wartawan kampus adalah daya tarik yang kuat bagi Tomi.
”Ya ampun, sekarang pacar gue kan Kasih, kenapa gue terus ngelamunin Cinta sih,” Tomi segera membuyarkan lamunannya tentang Cinta. Telah ia tetapkan untuk memberikan segenap cintanya kepada kepada Kasih, saudara kembar Cinta.Ya, akhirnya cewek imut yang merupakan salah satu penyiar di radio kampus inilah yang berhasil menundukkan Tomi. Kasih dengan kemanjaannya, sifat yang amat sangat girly dan selalu memberikan senyum terindahnya yang telah mengikat hati Tomi.
”Duh, kenpa gue jadi mikirin Kasih terus sih? Dia sekarang memang pacar gue, tapi gue kan harus ngebaikin hubungan gue sama Cinta. ”Gue ga mau gara-gara jadian dengan Kasih, Cinta jadi ninggalin gue dan ga mau temenan ma gue lagi.” Tomi segera beranjak dari tempatnya menuju sekre Surat Kabar Kampus yang telah menjadi tempat tinkrongan favorit Cinta.
”Ta, gue mau ngomung ma loe, bisa kan?”
”Sorry Tom, gue ga bsia, bentar lagi gue harus ke Rektorat, ada janji wawancara sama PR III.”
”Terserah loe deh Ta, tapi gue bakalan nungggu loe di taman belakang rektorat. Gue ga akan pergi sampai loe datang.”
***
Pohon mahoni yang rindang itu, ada seorang gadis dibalik batangnya yang besar. Cinta, sekali-kali dia longokkan kepala demi melihat sesosok cowok yang sedang tertunduk lesu itu. Jam telah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi Cinta tak mengerti kenapa laki-laki itu tak mau beranjak dan pulang.
”Tomi, loe udah nentuin pilihan dan loe harus nerima konsekuensinya. Kasih, kakak ikut senang kamu udah ga jomblo lagi dek, kakak yakin Tomi bisa menjaga kamu, dan Tomi, maaf, kita ga bakalan bisa kayak dulu lagi. Gue harus bisa ngilangin perasaan gue sama loe, Tom. Caranya cuma satu, gue harus ngejauhin loe. Biar lenyap semua rasa itu.” Dalam diam Cinta telah menentukan langkah untuk menyambut kebahagiaan Kasih dan Tomi. Cinta mulai melangkahkan kaki hendak meninggalkan Tomi yang masih menanti kehadirannya.
”Cinta, kok kamu udah mau pergi aja. Kita nemuin Tomi dulu yuk. Dia udah nungguin tuh,” ujar Kasih yang tiba-tiba saja sudah ada di depan Cinta.
”Eh, gue ada urusan ta, loe aja yang nemuin Tomi, kan loe udah jadi pacarnya. Have fun ya saudaraku. Gue ikut senang buat loe,” kata Cinta mencoba berkilah, namun Kasih telah menarik lengannya ke arah Tomi hingga Tomi pun tersadar dua saudara kembar itu telah berada di depannya.
Hening menyelimuti suasana sore yang dingin itu. Tomi pun segera memecah keheningan.
”Sih, kita putus aja ya,” ujar Tomi menatap tajam ke arah Kasih, tapi cewek yang diputuskan itu malah menghiasi wajahnya dengan senyuman yang teramat indah. Merasa saudara kembarnya dipermainkan, Cinta pun melangkah maju dan mendorong tubuh Tomi, wajahnya merah menahan marah.
”Maksud loe apa Tom? Loe jangan belagu gitu ya. Jangan mentang-mentang loe presiden BEM, loe jadi seenaknya nyakitin perasaaan cewek, apalagi adek gue” hardik Cinta dengan tatapan kemarahan pada Tomi.
Kasih yang melihat kejadian itu segera menarik tang Cinta dan mencoba meredam kemarahan kakak kembarnya itu. ”Ta, Kasih memang mau putus sama Tomi kok. Kita sama-sama cari cowok lain ya Ta,”
”Maksud loe apa Sih? Loe kan cinta sama Tomi, nagapain loe mau putus sama dia?”
”Idih, Cinta sok tau deh, Kasih memang cinta sam Tomi, tapi cinta Kasih buat Cinta lebih gede. Mama, papa ngasih kita nama Cinta dan Kasih bukan ga punya makna apa-apa kan?”
”Iya Ta, loe berdua harus ngejaga cinta kasih dalam persaudaraan loe ya. Lagian, gue ga bisa pacaran sama salah satu dari kalian, gue sayang kalian berdua, kecuali kalau kalian berdua mau dipoligami,hehehehe,” ucapan Tomi itu segera dibalas dengan tatapan ogah yang kompak dari Cinta dan kasih. Keheningan sore yang dingin itu pun muai mencair menajdi sebuah kesejukan yang dihiasi tawa Cinta, Kasih dan Tomi. Ternyata, persahabatan telah menajdi pilihan mereka.
*telah dimuat di Singgalang Minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar